Agamadan Keberagamaan Tulisan ini berangkat dari tiga dimensi utama dalam beragama, yaitu doktrin, penyikapan (pemahaman), dan pelaksanaan terhadap doktrin itu. Dari ketiga dimensi ini, maka dalam studi keagamaan seringkali dibedakan antara ‘agama’ (religion) dengan ‘keberagamaan‘ (religiosity). Dalam kajian-kajian sosiologis, misalnya, kita sering
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Istilah Agama seringkali disamakan artinya dengan istilah religion yang berarti agama. Dalam bahasa Latin juga terdapat religio yang berarti agama, kesucian, kesalehan, ketelitian adalah Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. Selain itu agama adalah pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber dari kekuatan manusia yang tidak bisa dipungkiri adalah kecenderungan menerima agama. Karena agama apapun yang diturunkan Tuhan ke dunia mempunyai implikasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, seperti ketenangan, ketentraman hidup, bebas dari keresahan dan kegelisahan, selalu membimbing penganutnya kearah kebaikan dan kedamaian. Di dalam ajaran Islam, sumber jiwa keberagamaan manusia diterangkan dalam al-Quran bahwa Allah berfirmanBarang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati QS. Al-baqarah, 2;8. Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami benar-benar akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benr-benar beserta orang-orang yang berbuat baik QS. Al-ankabut, 29;69. Secara garis besar kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi dua bagian; kebutuhan alamiah dan kebutuhan non alamiah, kebutuhan alamiah disebut juga dengan kebutuhan fitrah, suatu kebutuhan bagi setiap manusia dan bersifat azali. Termasuk dalam kebutuhan ini antara lain kebutuhan manusia terhadap yang telah disebutkan di atas, setiap manusia butuh terhadap agama, dengan demikian manusia sekaligus memiliki kecenderungan untuk selalu dekat dengan Tuhan, dengan kata lain manusia membutuhkan Tuhan. Di dalam al-Quran menjelaskan hal tersebut sebagai berikut"Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama Allah; manusia diciptakan Allah dengan membawa fitrah itu QS. Ar-rum, 3030".Secara sederhana dapat digambarkan bahwa setiap agama yang dianut oleh manusia memiliki tujuan pokok, antara lain terpenuhinya kebutuhan akan spiritualitas para penganutnya dan terwujudnya kedamaian di tengah masyarakat. Agama itu pada hakikatnya untuk kepentingan manusia, bukan untuk kepentingan Tuhan, sebab Tuhan tidak memperoleh keuntungan dari penerimaan manusia terhadap agama. Sebaliknya tidak juga menderita kerugian karena penolakan manusia terhadap ajakan agama. Jadi, semua keuntungan atau kerugian yang bersumber dari penerimaan dan penolakan manusia terhadap agama justru kembali kepada diri sendiri. Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia ternyata tidak bisa mengandalkan apa saja yang telah diciptakannya sendiri. Hal itu tetap saja tidak bisa memberikan ketentraman sejati dalam hidupnya. Manusia masih mengharapkan kepada suatu hal yang transenden atau bisa dikatakan tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Oleh karena itu agama merupakan jalan keluar yang bisa diambil manusia untuk memenuhi kebutuhan akan jiwa spiritualnya. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Kebutuhantersebut adalah pendidikan agama, budi pekerti, kepuasan, kasih sayang, dan segala aktivitas rohani yang seimbang. b) Faktor Status Manusia. Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Jika dibanding dengan makhluk lain, Allah menciptakan manusia lengkap dengan berbagai kesempurnaan, yaitu
Manusia dan Kebutuhan Terhadap Agama Pengertian, Fungsi, dan Doktrin Manusia dan kebutuhan Terhadap agamaManusia dan Kebutuhan Terhadap Agama Pengertian, Fungsi, dan Doktrin Manusia dan kebutuhan Terhadap agamaManusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan dalam kehidupan baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani. Dan Manusia sangat memerlukan agama sebagai pegangan hidup dan untuk menyadarkan manusia agar mengenal dirinya siapa dia, darimana dia dan mau kemana dia. Adapun doktrin/kepercayaan dalam Agama yaitu Iman kepada Allah Swt, mustahil menemukan zat Allah, Argumen keberadaan Allah, percaya kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul-Nya. Agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Memberi pandangan dunia kepada manusia. Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia. Agama memang menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agamanya. Agama membawa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan oleh seseorang akan menjadi utang baginya. Manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang diciptakan dari saripati tanah untuk menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain mampu mewujudkan segala keingina dan kebutuhannya dengan kekuatanakal yang dimilikinya. Dalam berkehidupan, manusia butuh tuntutan dari agama agar dapat hidup lebih baik. Seperti makhluk-makhluk lainnya, manusia memiliki dua fungsi yaitu individu dan sosial. Dalam fungsi sebagai makhluk individu manusia memiliki hak untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, misalnya pendidikan, kesehatan, kebahagiaan dan sebagainya. Sedangkan secara sosial manusia memerankan fungsinya sebagai makhluk sosial yang hidup dan berinteraksi. Agama merupakan suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal, dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut sebagai agama. Rasa ingin tahu dan rasa takut yang ada dalam diri manusia mendorong rasa tumbuh keagamaan dalam diri manusia. Manusia merasa berhak untuk mengetahui siapa yang menciptakannya dan apa yang mesti ia lakukan di dunia dan akhirat yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah agama. Oleh karena itu, agama sangatlah berperan penting dalam kehidupan manusia. Agama juga merupakan institusi masyarakat dalam bidang kepercayaan dan keyakinan. Pada aspek inilah manusia memiliki tingkat emosional yang tinggi dalam kepemilikannya. Mengingat begitu pentingnya peranan agama dalam kehidupan manusia, maka studi terhadap agama adalah hal yang signifikan. Kekeliruan dalam memahami apa itu agama akan membuat kita kehilangan substansi dai makna agama baik dari dalam islam maupun luar. Selanjutnya kita akan dapat mengklasifikasikan agama sesuai dengan keragaman model keyakinan manusia tersebut. Sementara itu perlu digali sejauh mana manusia memiliki kebutuhan terhadap agama itu sendiri.
B Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan di luar dirinya. Dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Manusia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan tersebut. Detailimage for Makalah Kebutuhan Manusia Terhadap Doktrin Agama Diajukan Unuk Memenuhi Dan Melengkapi Tugas Mandiri Dan Kelompok Mata Kuliah Metodology Study Islam Disusun Oleh Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Metro Lampung 2016 Kata. You can save this image to your PC or other Gadget for free. dengansains sebagai konteks dalam memahami konsep maupun doktrin agama. Hal ini berguna sekali untuk mengembangkan kurikulum dan desain pembelaj aran PAI agar tidak semata-mata bersifat indoktrinasi. Kebutuhan ini sangat mendesak karena banyak teori-teori sains, termasuk teori evolusi, merupakan bagian dari
Pahamini bertumpu pada tiga doktrin: (1) Bahwa, kebenaran agama itu bersifat subyektif sesuai dengan sudut pandang setiap pemeluknya; (2) Maka, sebagai konsekuensi dari doktrin pertama, kedudukan semua agama adalah sama sehingga tidak boleh saling mendominasi dan tidak boleh satu agama mengklaim agama yang paling benar dan yang lain salah; (3
AgamaDan Tantangan | 84 Kebenaran hanya dapat dicapai melalui proses , dan manusia tak akan pernah memperoleh kebenaran itu secara sempurna, tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Pencarian yang sungguh-sungguh tentang kebenaran, merupakan sikap yang dituntut oleh ajaran Islam. Modernisme menjadi perintah ajaran RT2xg93.
  • cvwoec84bu.pages.dev/392
  • cvwoec84bu.pages.dev/177
  • cvwoec84bu.pages.dev/359
  • cvwoec84bu.pages.dev/214
  • cvwoec84bu.pages.dev/244
  • cvwoec84bu.pages.dev/162
  • cvwoec84bu.pages.dev/333
  • cvwoec84bu.pages.dev/106
  • cvwoec84bu.pages.dev/52
  • manusia dan kebutuhan doktrin agama